Seleb

Penjualan Tiket Konser Taylor Swift Kacau, Fans Tuntut Ticketmaster

Sekelompok penggemar Taylor Swift mengajukan gugatan pada Jumat, 2 Desember 2022 terhadap perusahaan Ticketmaster dengan tuduhan telah melakukan tindakan anti-persaingan dan penipuan beberapa minggu setelah penjualan tiket konser yang kacau dan penuh kesalahan.

Gugatan yang diajukan di pengadilan California, menuduh Ticketmaster dan perusahaan induknya anti-persaingan dan membebankan harga yang lebih tinggi kepada penggemar di pasar penjualan kembali.

Penggemar penyanyi sekaligus penulis lagu itu mengklaim bahwa Ticketmaster memaksa pengunjung konser untuk hanya menggunakan situs webnya dan mengontrol semua pendaftaran dan akses ke The Eras Tour milik Taylor Swift.

Penggemar Taylor Swift atau yang akrab disapa Swifties, menuntut denda sebesar 2.500 dolar AS atau Rp 39 juta untuk setiap kemungkinan pelanggaran karena jutaan penggemar sangat marah karena mereka tidak bisa mendapatkan tiket.

Penggemar yang mencoba mendapatkan tiket melaporkan bahwa mereka dikeluarkan dari antrean atau terjebak di saluran digital selama berjam-jam.

Taylor Swift Diduga Terpaksa Bekerjasama dengan Ticketmaster Gugatan tersebut juga mengklaim bahwa Swift “tidak punya pilihan” selain bekerja dengan Ticketmaster karena basis penggemarnya yang besar karena Ticketmaster memiliki perjanjian dengan stadion utama dalam tour tersebut.

Juga diduga bahwa Ticketmaster mendapat untung dari menjual kembali tiket di pasar sekunder dengan menambahkan biaya layanan untuk pertukaran antar penggemar.

Tiket pre-sale untuk The Eras Tour membuat frustrasi para penggemar Taylor Swift di seluruh negeri dikarenakan pada November lalu, “Penggemar Terverifikasi” dikirimi kode pre-sale tetapi ketika penjualan dimulai, dan dikarenkan permintaan yang sangat tinggi membuat para penggemar marah dikarenakan tidak dapat memperoleh tiket dan kemudian Ticketmaster membatalkan penjualan ke masyarakat umum, dengan alasan permintaan yang sangat tinggi dan persediaan tiket yang tersisa tidak mencukupi.

Gugatan tersebut menuduh perusahaan “sengaja menyesatkan pemegang tiket pre-sale TaylorSwiftTix dengan memberikan kode kepada 1,4 juta penggemar terverifikasi, meskipun kekurangan kursi.

Ticketmaster mengatakan lebih dari dua juta tiket terjual pada hari pertama penjualan dan menjadi yang paling banyak terjual untuk seorang artis dalam satu hari.

“Jutaan penggemar menunggu hingga delapan jam dan tidak dapat membeli tiket karena rilis tiket yang tidak mencukupi,” kata gugatan tersebut.

Dan Ticketmaster dianggap sengaja memberikan kode saat tidak bisa memenuhi permintaan.

Penggemar Merasa Tidak Adil dan Sangat Dirugikan Laporan New York Times menyebutkan kekesalan penggemar terhadap pihak penyelenggara tiket, yakni Ticketmaster dan menuntut keadilan terhadap para penggemar.

“Itu harus dibuat adil,” kata Ms.

Kinder, salah satu penuntut yang menjelaskan bahwa dia dan putrinya yang berusia 11 tahun adalah penggemar Swift.

“Ini bukan pasar yang adil.

Ini bukan penawaran dan permintaan.

Ini adalah pasar yang dimanipulasi yang menguntungkan Ticketmaster,” ucapnya menambahkan.

Greg Maffei, ketua Live Nation Entertainment, mengatakan dalam sebuah wawancara pada bulan lalu bahwa perusahaan “dapat memenuhi 900 stadion,” dan dia sebagian menyalahkan popularitas Swift atas masalah tersebut.

“Kenyataannya adalah, Taylor Swift tidak tampil selama tiga atau empat tahun, dan itu menyebabkan masalah besar,” ungakpnya.

Ticketmaster berusaha untuk meminta maaf pada November lalu kepada penggemar Swift atas masalah penjualan tiketnya untuk The Eras Tour.

JENIATI ARTAULI TAMPUBOLON l THE NEW YORK TIMES | CBSNEWS Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *